Apa itu Parabolic SAR dalam Trading Forex?

Di dalam mekanisme trading, pengalaman akan ditentukan oleh kemampuan trader saat mengantisipasi pergerakan harga tertentu dari sebuah produk keuangan khusus. Saat ini, memang banyak sekali indikator yang dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan harga, namun banyak juga yang terbukti tidak bisa berguna.

Salah satu indikator yang sangat mudah di interpretasikan yaitu Parabolic SAR, terlebih lagi untuk momentum jangka pendek. Salah satu kelebihan dari indikator ini yaitu tingkat kemudahan interpretasinya. Indikator Parabolic SAR akan memberi informasi seperti saat pasaran mulai cenderung bergerak turun ataupun sebaliknya.

Daftar isi:

  • 1 Definisi Parabolic SAR
  • 2 Parabolic SAR
  • 3 Penggunaan Parabolic SAR
  • 4 1. Mengenali Tren Harga
  • 5 2. Entri dan Exit
  • 6 Interpretasi Parabolic SAR
  • 7 Parabolic SAR dalam Forex

Definisi Parabolic SAR

Secara umum, Parabolic SAR adalah salah satu indikator harga dalam analisa teknikal yang dipergunakan oleh banyak trader dari penjuru dunia untuk menentukan arah dari momentum harga serta titik dimana momentum ini mempunyai probabilitas yang lebih tinggi dari keadaan normal, khususnya untuk momentum jangka pendek. Sedangkan SAR adalah kepanjangan dari ‘stop and reversal’.

Indikator yang sedang populer tersebut dikembangkan oleh seorang ahli teknikal bernama Welles Wilder, yang juga menciptakan relative strength index, salah satu indikator yang menunjukkan serangkaian titik-titik di atas atau di bawah pergerakan harga dalam sebuah grafik. (Baca juga: Penjelasan dan Cara Menghitung Leverage)

Parabolic SAR diperkenalkan pertama kalinya oleh J. Welles Wilder Jr, dalam bukunya yang berjudul ‘New Concepts in Technical Trading Systems’. Bukan hanya berfungsi sebagai indikator reversal, namun Parabolic SAR juga dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan level stop loss atau exit point.

Penggunaan Parabolic SAR dikenal sangan efektif dalam menentukan level stop sehingga membuat indikator ini sangat bermanfaat bagi kalangan trader, terutama untuk menentukan level trailing stop, level stop yang lebih fleksibel, dan bisa di ubah sesuai dengan perkembangan harga.

Parabolic SAR

Sesuai namanya sendiri yaitu Parabolic SAR, indikator ini menyerupai parabola yang dibentuk melalui sederetan titik-titik. Terdapat dua buah parameter yang dipakai dalam perhitungan Parabolic SAR. Yang pertama yakni Step, merupakan angka penentu letak titik SAR terhadap harga.

Semakin tinggi angka step tersebut, maka semakin sensitif pula indikator akan bekerja. Dengan begitu, intensitas fluktuasi SAR yang bergerak ke atas atau ke bawah harga menjadi lebih tinggi, serta menghasilkan lebih banyak kesalahan dalam membuat prediksi atau antisipasi.

Parameter kedua yaitu Maximum Step, yang berupa angka pengatur untuk menyesuaikan titik SAR terhadap pergerakan harga selanjutnya. Semakin tinggi angka Maximum Step-nya, maka semakin dekat pula titik SAR terhadap pergerakan harga selanjutnya. Secara tak langsung juga begitu sebaliknya, semakin rendah angka tersebut, maka titik SAR atau trailing stop akan semakin menjauh dari pergerakan harga. Karena itulah, Wilder merekomendasikan bahwa nilai step dan maximum adalah 0.02 dan 0.2

Penggunaan Parabolic SAR

Seperti indikator populer lainnya, Parabolic SAR aka bekerja secara optimal pada saat harga berada dalam kondisi downtrend atau uptrend. Namun, dalam kondisi sideway Parabolic SAR terkadang menghasilkan sinyal yang gagal atau biasanya dikenal dengan istilah whipsaw.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Wilder, pencipta Parabolic SAR merekomendasikan penggunaan indikator ini harus dipandu dengan indikator trend lainnya, sehingga dapat memberikan konfirmasi lebih lengkap, apakah trend yang berlangsung dapat memadai, baik dari sisi arah ataupun kualitasnya.

BACA JUGA

  • Catatan Sebelum Menggunakan Hedging Forex
  • Cara Meminimalkan Resiko Trading Forex
  • Cara Menentukan Posisi Buy atau Sell

Wilder juga mengatakan bahwa trend harus dikenali dulu dengan baik, contohnya dengan menggunakan indikator ADX, yang kemudian mengambil posisi menggunakan Parabolic SAR sesuai arah trend yang telah dikenali tersebut. Secara umum, Parabolic SAR mempunyai dua kegunaan penting:

1. Mengenali Tren Harga

Yang pertama yaitu mengenali trend harga dengan cara mencermati pergerakan titik-titik SAR atau dot (titik) yang berada di bawah atau di atas pergerakan harga. Tren naik bisa diidentifikasikan apabila harga bergerak di atas SAR dan sementara trend turun dikenali apabila harga bergerak di bawah SAR.

2. Entri dan Exit

Kegunaan Parabolic SAR satu ini berguna untuk mengenali entri dan exit lewat pengamatan terhadap harga yang melewati titik-titik SAR bagian atas atau bawahnya. Sebagai contoh, beli saat harga melewati titik SAR bagian atas, jual saat harga melewati titik SAR bagian bawah, dan sinyal Exit atau Stop tampil saat sinyal masuk posisi berlawanan terjadi.

Interpretasi Parabolic SAR

Formula untuk menghitung indikator ini memang cukup rumit, namun interpretasi relatif mudah, bahkan dapat dibilang sangat sederhana. Titik di bawah pergerakan harga mengindikasikan adanya momentum kenaikan dan titik-titik di atas pergerakan harga menunjukkan potensi momentum penurunan.

Salah satu aspek yang harus diperhatikan yaitu posisi dari titik-titik tersebut nantinya akan digunakan dalam menentukan posisi pasar, tergantung dimana lokasinya dibandingkan oleh pergerakan harga. Titik yang terletak di bawah harga diinterpretasikan sebagai sinyal bullish dengan ekspektasi momentum masih dalam arah kenaikan. Dan sebaliknya, titik di bawah harga di interpretasikan akan bearish sedang dalam kontrol dan cenderung masih bergerak turun.

Entry point pertama untuk posisi beli yaitu saat kisaran harga tertinggi saat ini berhasil ditembus, biasanya Parabolic SAR akan berada dilevel kisaran harga terendah. Seiring dengan naiknya harga tersebut, titik-titik SAR ini akan mengikuti kenaikan.

Indikator Parabolic SAR akan bekerja dengan baik dalam kondisi pasar yang trending, tapi bisa juga menghasilkan banyak sinyal ‘palsu’ saat harga bergerak sideways. Perpindahan momentum terjadi saat ‘cross over’ antara titik-titik parabolic dengan harga. Momentum akan naik dan berubah menjadi momentum turun saat titik-titik parabolic yang tadinya lagi berada di bawah harga, berubah menjadi di atas harga dan begitu pula sebaliknya.

Parabolic SAR dalam Forex

Parabolic SAR merupakan indikator yang mumpuni untuk menyediakan sinyal masuk dan keluar pasar. Sinyal beli dan jual akan dihasilkan dari perpindahan titik parabolic terhadap harga. Indikator tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk dapat mengenali tren pasar lebih awal.

Meskipun begitu, Parabolic SAR dalam Forex juga mempunyai kekurangan saat pasar sedang bergerak konsolidasi atau sideway. Sinyal-sinyal yang dihasilkan tidak dapat akurat. Oleh sebab itu, disarankan supaya menghubungkan Parabolic SAR dengan indikator momentum atau tren lainnya.

Apabila Anda adalah seorang pemula trader forex, maka penggunaan strategi trading Parabolic SAR dapat Anda gunakan untuk berlatih berinvestasi atau berdagang forex. Di pasar trending, indikator ini menjadi indikator trading forex yang bekerja dengan sangat baik.

Strategi Parabolic SAR dalam trading forex yang telah kami jelaskan sangatlah mendasar, sehingga jika Anda ingin menggabungkan dengan indikator forex lainnya, seperti moving average, diklaim dapat menghilangkan sinyal-sinyal palsu yang terjadi saat pasar bergerak datar atau tak berarah.

Namun ternyata, Parabolic SAR memiliki kekurangan yaitu sinyal yang merespon cukup lambat saat harga bergerak sehingga posisi open pada perdagangan akan dibuat setelah harga pindah. Oleh karena Parabolic SAR merespon cukup lama, maka penempatan stop loss mesti berada di dalam lokasi yang ideal.

Tags:Apa itu Parabolic SAR dalam Forex?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *